Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Salah
satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru
sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami
kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses
pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi
terhadap kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa
tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal potensi yang ada
pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem
persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang.
Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka
secara optimal.
Teori
Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner seorang professor
psikologi dari Harvard University, akan dijadikan acuan untuk lebih memahami
bakat dan kecerdasan individu. Kecerdasan ganda merupakan potensi yang
dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi
dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan
mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan
beradaptasi terhadap lingkungan.
Faktor Penting dalam
Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas
pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai
berikut :
· ·
Orang tua murid
Orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang
optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil.
Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan
sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin
dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
·
Guru
Guru memegang peran yang sangat penting dalam
implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda
dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa dan
kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
·
Kurikulum dan
fasilitas
·
Sistem penilaian
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang
menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan
pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada
dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan
tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi
pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam
mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok
dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian
portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa
dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
Macam
Kecerdasan Ganda
Gardner (1983) berhasil mengidentifikasi delapan macam
kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan ganda (Multiple Intelligence). Kedelapan jenis kecerdasan tersebut adalah:
1. Kecerdasan musical
Gardner menyebut kecerdasan
musical ini dengan istilah musical/
rhythmic intelligence. Kecerdasan musical (KM) adalah kemampuan
untuk menghasilkan dan mengapresiasi musik. Kemampuan ini meliputi menyanyi,
bersiul, memainkan alat-alat musik, mengenal pola-pola nada, membuat komposisi
musik, mengingat melodi, memahami struktur dan irama musik. Gardner telah
mengidentifikasi bahwa inti dasar KM musical meliputi aspek irama, pola
titinada, harmoni, dan timber, tetapi dia segera mengusulkan adanya kekuatan
emosional misterius dari musik.
2. Kecerdasan
Kinesthetic
Jenis kecerdasan ini
berkaitan dengan pengendalian gerakan badan. Pengenalian gerakan badan ini
terletak di korteks motoris dengan setiap belahan otak mendominasi atau
mengendalikan gerakan badan di sisi yang berlawanan (Gardner, 1983). Orang yang
cerdas secara kinesthetic akan lebih mudah menirukan dan menciptakan gerakan.
Seorang olahragawan yang cerdas kinesthetic akan dapat menyelesaikan dan
mencari alternatif gerakan. Penyelesaian gerakan tentu berbeda dengan
penyelesaian persamaan matematika, sehingga dalam hal ini orang yang cerdas
gerak badan boleh jadi tidak cerdas secara matematik dan sebaliknya.
3.
Kecerdasan logical/mathematical
Kecerdasan ini ditandai
dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan,
berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang
cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka.
Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu,
menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik.
4. Kecerdasan visual/spatial
Kecerdasan ini
ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual
yang terdapat di sekitarnya. Contoh, seorang seniman dapat memiliki kemampuan
persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat
adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain
tidak mampu melihatnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi
seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut
untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran
tersebut.
5. Kecerdasan verbal/linguistik
Orang-orang yang memiliki
kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas.
Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti
berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat
cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan
penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait
dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi
pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
6. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan ini berkait
dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat
berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan,
temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian
memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki
kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi
oleh orang lain. Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak
dapat hidup sendiri (No man is an Island).
7. Kecerdasan
intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal
diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang
diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan
mengarahkan orang lain
8. Kecerdasan naturalistik
Keahlian mengenali dan
mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam
adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan
ini.
Kelebihan dan Kekurangan
·
Kelebihan
1.
Setelah mengetahui
kecerdasan yang dimiliki oleh anak, pembelajaran pun bisa dilakukan dengan
lebih fokus untuk sebuah kecenderungan yang akan mempunyai hasil yang sangat
optimal
2.
Akan memberikan sudut
pandang yang terkesan baru untuk pengembangan potensi yang dimiliki manusia,
3.
Memberi berbagai macam
harapan serta semangat yang terkesan baru terlebih pada anak yang sedang
melakukan pembelajaran,
4.
Memberi kesempatan si pelajar
agar lebih kritis serta memiliki pemikiran yang terbuka,
5.
Menghindari penghakiman
yang bisa dilakukan manusia dari sudut pandang sebuah kecerdasan.
·
Kekurangan
1. Memiliki kontroversi
terlebih pandangan yang diberikan ahli psikologi tradisional seperti mencampur adukkan
pengertian bakat, kecerdasan hingga ketrampilan
2. Memerlukan fasilitas
yang begitu lengkap sehingga teori ini akan membutuhkan biaya yang jauh lebih
besar untuk operasional secara klasikal atau masal,
3. Jika dilihat di
Indonesia, tenaga pendidikan yang berada di Indonesia saat ini belum sepenuhnya
telah siap untuk melakukan teori dalam praktek ini ataupun melibatkan pelajar
dewasa karena sudut pandang masih bersifat tradisional,
4.
Lebih bersifat
personal atau individu.