Sibernetik merupakan
bentuk kata serapan dari kata ’Cybernetic’
yakni sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan balik. Teori belajar sibernetik merupakan teori
belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah
dibahas sebelumnya. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan
informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang
penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem
informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa (Budiningsih, 2008).
Asumsi
lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang
ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi (penyampaian materi). Sebuah
informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses
belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui
proses belajar yang berbeda.
Tokoh
Teori Belajar Sibernetik
·
Landa
Landa membedakan dua macam
proses berfikir, yaitu proses berfikir algoritmik dan proses berfikir
heuristik.
a. Proses berfikir algoritmik, yaitu proses berfikir yang
sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju kesatu tujuan
tertentu.
b. Proses berfikir heuristik, yaitu cara berfikir
devergen, menuju kebeberapa target tujuan sekaligus (Budiningsih, 2005).
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi
pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak di pecahkan diketahui
ciri-cirinya.
·
Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott ada
dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau
menyeluruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan
pendekatan algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagai cara berfikir
menyeluruh (wholist) tidak sama dengan cara berfikir heuristik. Bedanya,
cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. (Budiningsih, 2005).
Asumsi diatas direfleksikan
dalam model belajar dan pembelajaran yang menggambarkan proses mental dalam
belajar yang terstuktur membentuk suatu sistem kegiatan mental. Dari model ini
dikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti:
1) Proses
mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan yang bermakna.
2) Proses
mental tersebut mampu menyandi informasi secara bermakna.
3) Proses
mental bermuara pada pengorganisasian pengaktulisasian informasi.
Model Pembelajaran
·
Model
pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Dalam
pembelajaran kooperatif, guru memberikan stimulus berupa kuis atau pertanyaan
sebagai tes kemampuan prasyarat siswa, sehingga siswa aktif berfikir. Dan
belajar menurut sibernetik adalah pengolahan informasi oleh siswa. Pengolahan
informasi ini terjadi karena adanya stimulus dari guru yang berupa informasi.
·
Model
pembelajaran open ended
Tujuan dari
pembelajaran open-ended menurut Nohda
(2003) adalahuntuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir
matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan
kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal yang harus digarisbawahi adalah
perlunya memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan bebas sesuai dengan
minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh dengan ide-ide matematika
ini pada gilirannya akan memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
Aplikasi Teori Belajar Sibernetik
Belajar
bukan sesuatu yang bersifat alamiah, namun terjadi dengan kondisi-kondisi
tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Sehubungan hal
tersebut, maka pengelolaan pembelajaran dalam teori belajar sibernetik,
menuntut pembelajaran untuk diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi
internal dan kondisi eksternal.
Kondisi internal peserta didik yang mempengaruhi
proses belajar melalui proses pengolahan informasi, dan yang sangat penting
untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran antara lain
1. Kemampuan awal peserta didik
2. Motivasi
3. Perhatian
4. Persepsi
5. Ingatan
6. Lupa
7. Retensi
8. Transfer
Kondisi
eksternal yang sangat berpangaruh terhadap proses belajar dengan proses
pengolahan informasi antara lain
- Kondisi belajar
- Tujuan belajar
- Pemberian umpan balik
- Kondisi belajar
- Tujuan belajar
- Pemberian umpan balik
Menurut Suciati dan Irawan (2008)
aplikasi teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran baik diterapkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan
tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Menentukan
materi pembelajaran.
3. Mengkaji
sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran.
4. Menentukan
pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut.
5. Menyusun
materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
6. Menyajikan
materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
·
Cara berfikir
yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
·
Penyajian
pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
·
Kapabilitas
belajar dapat disajikan lebih lengkap.
·
Adanya
keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.
·
Adanya transfer
belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
·
Kontrol belajar
memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu.
·
Balikan
informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Kelemahan
Teori sibernetik
memiliki kelelmahan yaitu terlalu menekankan pada sistem informasi yang
dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.
0 komentar:
Posting Komentar