TEORI BELAJAR
HUMANISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
Menurut
Uno (2006), tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Konsep pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk
pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara
positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya
dengan keberhasilan akademik (Sukardjo dan Komarudin, 2009).
Tokoh Teori
Belajar Humanistik
· Maslow
Teori
Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1)
suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan
itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai
berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang,
takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki
dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk
lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu
juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
· Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu.
Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan
kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh
tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah
dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan
memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan
mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang
ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain
· Carl Rogers
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses
pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan
pembelajaran, yaitu:
1.
Menjadi manusia berarti memiliki
kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal
yang tidak ada artinya.
2.
Siswa akan mempelajari hal-hal yang
bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3.
Pengorganisasian bahan pengajaran
berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi
siswa
4.
Belajar yang bermakna dalam masyarakat
modern berarti belajar tentang proses.
Penerapan
Penerapan teori
humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran
humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan
motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru
memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student
center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa
memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Pembelajaran
berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materimateri
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar
dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin
atau etika yang berlaku.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1.
Selalu
mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan
humanis.
2.
Suasana
pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan
mengungkapkan gagasan.
3.
keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di
sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat)
diantara peserta didik yang tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
Kekurangan
1.
Teori
humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.
2.
Banyak konsep
dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
3.
Psikologi
humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
SELF
EFFICACY "TEORI BANDURA"
Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata efficacy diartikan sebagai kemujaraban atau kemanjuran.
Maka secara harfiah Self Efficacy dapat diartikan sebagai kemujaraban
diri.
Menurut
Bandura (1997) , “perceived self efficacy refers to beliefs
in one’s capabilities to organize and executer the courses of action required
to produce given attainments”. Self- efficacy merupakan kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya untuk mengatur
dan memutuskan tindakan tertentu yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil
tertentu.
Woolfolk
(2004), menambahkan bahwa self
efficacy adalah sebuah
penilaian spesifik yang berkaitan dengan konteks mengenai kompetensi untuk
mengerjakan sebuah tugas spesifik.
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa self efficacyadalah penilaian seseorang tentang apa yang dapat
dilakukan dengan ketrampilan apapun yang dimilikinya. Penilaian atau perasaan
itu berkaitan dengan kompetensi dan efektifitas.
Ciri-ciri self-efficacy
1.
Berorientasi pada masa depan
2.
Penilaian pada konteks
spesifik mengenai kompetensi untuk menampilkan tugas tertentu
3.
Fokus pada kemampuan kita
untuk menyelesaikan tugas tertentu tanpa kebutuhan untuk dibandingkan dengan
orang lain
Faktor yang Mempengaruhi self-efficacy
1.
Sifat dari tugas yang
dihadapi individu
Sifat tugas
dalam hal ini meliputi tingkat kesulitan dan kompleksitas dari tuga s yang
dhadapi. Semakin sedikit jenis tugas yang dikerjakan dan tingkat kesulitan
tugas yang relatif muda, maka besar kecenderungan individu untuk menilai rendah
kemampuannya sehingga akan menurunkan self-efficacy.
2.
Insentif eksternal (reward)
yang diterima individu dari oranf lain
Semakin besar insentif yang diperoleh seseorang dalam
penyelesaian tugas, maka semakin tinggi derajat self-efficacy nya.
3.
Status atau peran individu dalam
lingkungannya
Seseorang yang
memiliki status yang lebih tinggi dalam lingkungannya akan mempunyai derajat
kotrol yang lebih besar pula sehingga memiliki self-efficacy yang lebih tinggi
4.
Informasi tentang kemampuan
diri
Informasi yang
disampaikan orang lain secara langsung bahwa seseorang mempunyai kemampuan
tinggi, dapat menambah keyakinan dii seseoramg sehingga mereka akan mengerjakan
suatu tugas dengan sebaik mungkin.
Fungsi self-efficacy
Menurut Bandura (1997), terdapat beberapa fungsi dari self-efficacy
1.
Untuk menentukan pemilihan
tingkah laku
2.
Sebagai penentu besarnya
usaha dan daya tahan dalam mengatasi hambatan atau pengalaman aversif
3.
Mempengaruhi pola pikir dan
reaksi emosional
4.
Sebagai peramal tingkah laku
selanjutnya
Bandura (1997), menyebutkan bahwa ada tiga dimensi self efficacy,
yaitu
1. Magnitude
Dimensi magnitude ini
berkaitan dengan derajat kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas yang dibebankan
pada individu disusun menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan self
efficacy secara individual mungkin terbatas pada tugas-tugas yang
sederhana, menengah atau tinggi. Individu akan melakukan tindakan yang
dirasakan mampu untuk dilaksanakannya dan akan tugas-tugas yang diperkirakan di
luar batas kemampuan yang dimilikinya.
2. Generality
Dimensi generality ini
berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap kemampuan diri dapat berbeda
dalam hal generalisasi. Maksudnya seseorang mungkin menilai keyakinan dirinya
untuk aktivitas-aktivitas tertentu saja.
3. Strength
Dimensi strength ini
berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan seseorang terhadap keyakinannya.
Tingkat self efficacy yang lebih rendah mudah digoyahkan oleh
pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya. Sedangkan, orang yang memiliki self
efficacy yang kuat akan tekun dalam meningkatkan usahanya meskipun
dijumpai pengalaman yang memperlemahnya.
0 komentar:
Posting Komentar