Secara bahasa Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir. Menurut aliran kognitif belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya.
Teori
belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon, model belajar kognitif merupakan suatu
bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Model
belajar kognitif mrngatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Selain itu, teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan
oleh Winkel (1996) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
Dalam
teori kognitif terdapat beberapa tokoh, diantaranya
1.
Teori Perkembangan Piaget.
Menurut Piaget,
perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu suatu
proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system syaraf.
Dengan makin bertembahnya umur seseorang maka semakin komplekslah susunan
sarafnya dan meningkat pula kemampuannya.
Menurut
Piaget, bahwa belajar terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
·
Asimilasi
·
Akomodasi
·
Equilibrasi
Selain
tahapan belajar, Piaget juga membagi
tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :
· Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
· Tahap
Praoperasional (2-7 tahun)
· Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
· Tahap
Operasional Formal (11-15 tahun)
2.
Teori Belajar Menurut
Bruner
Ada
tiga tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Bruner,
1. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan,
sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
2. Tahap
ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar
melalui bentuk perumpamaan.
3. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan
abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam 9 berbahasa dan logika.
Dalam memahami dunia sekitarnya anak anak belajar melalui simbol-simbol bahasa,
logika, matematika, dan sebagainya.
3.
Teori Belajar
bermakna Ausubel
Ausubel berpendapat bahwa menghafal berlawanan
dengan bermakna, karena belajar dengan menghafal, peserta didik tidak dapat
mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya. Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi
yang dipelajari bermakna.
Kegiatan pembelajaran menurut teori Kognitif mengikuti prinsip-prinsip, diantaranya
1.
Siswa bukan
sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berfikirnya. Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2.
Anak usia pra
sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik terutama jika
mendengarkan benda-benda kongrit.
3.
Keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan
mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4.
Untuk menarik
minat dan meningkatkan retensi perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru
dengan struktur kognitif yang telah memiliki si belajar.
5.
Pemahaman dan
retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola
atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6.
Belajar memahami
akan lebih bermakna daripada belajar mneghafal.
7.
Adanya perbedaan
individual pada diri siswa pelu diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi,
persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar