Teori Belajar Konstruktivisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Jumat, 17 Februari 2017


Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.
Karli (2003), menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran konstruktif juga membantu siswa dalam memahami konsep suatu materi pelajaran melalui learning by doing, sehingga diharapkan pembelajaran lebih bermakna dan melekat dalam benak siswa. Jika kita pahami kaitan antara belajar dengan otak manusia, bahwa:
1.      Otak merupakan parallel processor, yang berarti bahwa otak melakukan berbagai hal dalam waktu yang sama
2.        Proses belajar (yang dilakukan oleh otak) mempengaruhi seluruh bagian tubuh lainnya.
3.     Otak selalu mencari hal-hal yang memiliki makna, dan secara otomatis akan bereaksi terhadap informasi yang datang.
4.        Otak selalu berusaha untuk membedakan dan memahami kejadian yang ada. Apabila dirasa tidak bermakna, maka otak tidak akan memprosesnya.
5.        Kegiatan belajar (yang dilakukan oleh otak) sangat dipengaruhi oleh emosi atau perasaan.

Menurut Siroj pembelajaran yang konstruktivisme memiliki ciri yaitu,
1.     Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2.        Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara
3.   Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep melalui kenyataan kehidupan sehari-hari
4.  Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru, dan siswa-siswa
5.   Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif
6.        Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga menjadi menarik dan siswa mau belajar.

Tujuan dari teori belajar konstruktivisme 
1.        Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2.  Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejutkanpertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3.        Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian daan pemahaman konsep secara lengkap.
4.        Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
5.        Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

Dikenal dengan nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teori ini memiliki fokus perhatian pada bangkitnya dan dimilikinya schemata skema bagaimana seseorang mengenal dunia dalam saat "tingkatan-tingkatan perkembangan", ketika anak-anak menerima cara baru bagaimana secara mental merepresentasikan informasi. Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
Ada empat konsep dasar yang diperkenalkan oleh Piaget, yaitu:
1.    Schemata adalah suatu struktur kognitif yang slalu berkembang dan berubah, karena proses asimiliasi dan proses akomodasi aktif serta dinamis.
2.    Asimilasi adalah proses penyesuian informasi yang akan diterima sehingga menjadi sesuatu yang dikenal oleh siswa
3.    Akomodasi adalah penempatan informasi yang sudah di ubah dalam schemata yang sudah ada
4.    Equilibrium (keseimbangan) adalah sebuah proses adaptasi oleh individu terhadap lingkungan individu, agar berusaha untuk mencapai struktural mental atau schemata yang stabil atau seimbang antara asimilasi dan akomodasi.

Teori Konstruktivisme vigotsky berasumsi bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang. Siswa mempunyai dua tingkat perkembangan,perkembangan aktual dan potensial (Rustaman, 2009)
Bahwa pandangan penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan
     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan
     Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang dimiliki siswa
     Memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya
     Memberi kesempatan pada siswa untuk mencoba hal baru
     Memberikan lingkungan belajar yang kondusif  yang mendukung siswa mnegungkapkan untuk siswa

Kekurangan
     Siswa mengkonstruksi pengetahunnya sendiri
     Menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri
     Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama



0 komentar:

Posting Komentar