Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya Dalam Pembelajaran

Minggu, 05 Maret 2017



Sibernetik merupakan bentuk kata serapan dari kata ’Cybernetic’ yakni sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan balik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa (Budiningsih, 2008).
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi (penyampaian materi). Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Tokoh Teori Belajar Sibernetik
·      Landa
Landa membedakan dua macam proses berfikir, yaitu proses berfikir algoritmik dan proses berfikir heuristik.
a.       Proses berfikir algoritmik, yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju kesatu tujuan tertentu.
b.      Proses berfikir heuristik, yaitu cara berfikir devergen, menuju kebeberapa target tujuan  sekaligus (Budiningsih, 2005).
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak di pecahkan diketahui ciri-cirinya.
·      Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagai cara berfikir menyeluruh (wholist) tidak sama dengan cara berfikir heuristik. Bedanya, cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. (Budiningsih, 2005).
Asumsi diatas direfleksikan dalam model belajar dan pembelajaran yang menggambarkan proses mental dalam belajar yang terstuktur membentuk suatu sistem kegiatan mental. Dari model ini dikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti:
1)      Proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan yang bermakna.
2)      Proses mental tersebut mampu menyandi informasi secara bermakna.
3)      Proses mental bermuara pada pengorganisasian pengaktulisasian informasi.

Model Pembelajaran
·      Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberikan stimulus berupa kuis atau pertanyaan sebagai tes kemampuan prasyarat siswa, sehingga siswa aktif berfikir. Dan belajar menurut sibernetik adalah pengolahan informasi oleh siswa. Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya stimulus dari guru yang berupa informasi.
·      Model pembelajaran open ended
Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda (2003) adalahuntuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal yang harus digarisbawahi adalah perlunya memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh dengan ide-ide matematika ini pada gilirannya akan memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.

Aplikasi Teori Belajar Sibernetik
Belajar bukan sesuatu yang bersifat alamiah, namun terjadi dengan kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Sehubungan hal tersebut, maka pengelolaan pembelajaran dalam teori belajar sibernetik, menuntut pembelajaran untuk diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternal.
Kondisi internal peserta didik yang mempengaruhi proses belajar melalui proses pengolahan informasi, dan yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran antara lain
1. Kemampuan awal peserta didik
2. Motivasi
3. Perhatian
4. Persepsi
5. Ingatan
6. Lupa
7. Retensi
8. Transfer

Kondisi eksternal yang sangat berpangaruh terhadap proses belajar dengan proses pengolahan informasi antara lain
-  Kondisi belajar
 Tujuan belajar
 Pemberian umpan balik

Menurut Suciati dan Irawan (2008) aplikasi teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Menentukan materi pembelajaran.
3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran.
4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut.
5. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
6. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan                   materi pelajaran.

Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
·      Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
·      Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
·      Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
·      Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.
·      Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
·      Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu.
·      Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

Kelemahan
Teori sibernetik memiliki kelelmahan yaitu terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.




                        

0 komentar:

Posting Komentar